Senin, 17 Maret 2014

the truth is out there,,, find out

Pagi-pagi perang dunia ketiga terjadi. Ibu dan anak bertengkar. Tetangga sebelah bikin hingar bingar lagi. Kutuak mengutuak terjadi. Ampyuuuun dah. Terdengar perkataan anaknya yang lucu menurutku “Mama durhaka sama saya…” Weeew. Dunia tiwalik. Bukannya yang ada itu anak durhaka sama orangtuanya ya? Masa ada anak mengutuk orangtuanya sendiri. Ternyata di sini banyak setannya juga. Dan ternyata juga setannya ganas-ganas. Jangankan disini, disurga aja ada setan. Dan sebab karena setan di surga itulah dulu nenek moyang kita adam dan hawa terusir dari surga. Setan itu jahat. Benar-benar jahat. Dahulu bagiku setannya tak nampak, sekarang. Wuih wuih wuih… berkeliaran di mana-mana. Mengendap-endap. Membisik-bisiki. Astagfirullah. Sekali saja kita lengah habis sudah. Gak kena dari depan dia nyerang dari belakang. Gak kena dari belakang dia nyerang dari sisi kanan. Dan sebaliknya. Cuma King of the king yang bisa ngalahin. Cuma kalimat sakti itu yang bisa membuat mundur tak berkutik si setan. Bagai api yan disiram air. Nyeeesss. Habis. Setiap anak adam dikatakan dalam sebuah hadis dikerubuti ratusan bahkan ribuan setan dalam rangka mengoda manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Coba pikir, secara logika, setan lebih dulu lahir daripada kita. Setan tak terlihat oleh manusia tapi setan mampu meliha t manusia. Jumlah setan dibandingkan manusia ribuan berbanding satu. Apakah setan takut dengan orang yang ngaji? Nggak.. sama sekali nggak. La wong dia juga ngaji. Bahkan mungkin banyakan khatamnya dia kali daripada kita. Wkwkwkwkkk.. Terus gimana ngelawan setan? Setan takutnya sama apa? Apakah manusia mampu melawan setan? Untung saja ada super hero yang diturunkan King of the king kemuka bumi. Dia utusan dari raja diraja manusia. Setan takut kepadanya. Mengapa? Karena Dia adalah pengejawantahan king of the king dimuka bumi. Siapa dia? Carilah…. Dia adalah penyelamat kita semua di muka bumi. Dia yang membawa kita kepada kemenangan dalam berperang melawan setan yang amat nyata. Dia mengajarkan kita untuk membersihkan hati, karena sesungguhnya setan tidak akan mengganggu manusia yang hatinya bersih. Dia mengajarkan kita untuk berbuat kasih sayang kepada sesama. Dia membumikan bahasa Tuhan. Dia memanusiakan manusia. Dia penyelamatku.(0535)

sabar sabar aja deh :)

lain ladang lan belalang… Minyak goreng tumpah tanpa ada kata-kata, sayur mayur berantakan tanpa ada kata-kata, Pel-pelanku kotor dan mblarah tanpa ada kata-kata, gayung pecah tanpa ada kata-kata, ember umum dipake buat pakaian kotor setiap hari tanpa ada kata-kata, kalung pemberian kakakku dari kalimantan hancur berantakan tanpa ada kata-kata, tasbeh berpindah tangan tanpa ada kata-kata, sapu lidi berpindah tangan tanpa ada kata-kata, Semuanya tanpa ada kata-kata apalagi tanggung jawab… apa begini ya,, kalo hidup ngekos fiuhhhh,,,

Minggu, 11 Agustus 2013

Terimakasih BAPAK

Dulu aku gak doyan sosis. Bagiku sosis makanan yang aneh. Warnanya merah. Kalau ibuku nyayur sop trus ditambahi sosis warna merahnya luntur dan rasanya mecin doang. Katanya aku harus makan karena ini terbuat dari daging sapi. Daging sapi itu bergizi. Banyak vitaminnya. Bikin badanku kuat dan terhindar dari penyakit. Masa sih? Katanya sosis daging. Mana ada rasa dagingnya kupikir kala itu. Tapi ternyata.. setelah ku menemukan sosis yang lain di supermarket. Ku berubah pikiran. Yang ini rasanya beda. Enak. Rasanya daging asli. Gurihnya pun gurih kaldu daging bukan gurih mecin. Pokoknya beda deh. Hhmm… Teruss … yang ingin ku tulis dalam tulisanku selanjutnya bukan masalah persosisan atau resep makanan cara membuat sosis yang enak dan hal-hal yan berhubungan dengan makanan. Tapi , begini… Mungkin sedari kecil aku beragama. Orang tuaku memperkenalkan agama. Orangtuaku muslim maka aku muslim. Mungkin seandainya orangtuaku beragama kristen, aku pun kristen. Dan tentu saja kemahapemurahan Tuhanlah yang menunjukkan jalannya kepadaku. Setiap manusia diberikan insting untuk mencariNya. Insting manusia untuk mencari Tuhan lebih kuat daripada insting seorang bayi yang mencari ibunya.itu menurutku... Waktu dulu sebelum aku menemukan guruku, aku merasa mengenal agama seperti aku mengenal sosis. Sholat katanya bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Aku sholat tapi masih sulit menghindarkan diri dari perbuatan tidak terpuji. Kebanyakan agama yang ku kenal dulu lebih banyak ritual, ceremonial, doktrin dan kesepakatan sosial dimana lingkungan ku dibesarkan. Melakukan sholat karena katanya ini jalan yang benar. Katanya katanya, dan katanya. Beragama tapi rasanya kering. Sholat tapi pikiran kemana-mana. Gak merasa bisa melakukan komunikasi dua arah ketika sedang berdoa. Sholat dan ibadah-ibadah lain yang kulakukan kurang gimana gitu. Ibarat ngecas hp, lamaaaaa banget tapi ga masuk masuk. Batere tetep kosong. Dulu aku berfikir enak sekali jika aku hidup di zaman rasulullah. Mengenal Allah tinggal bertanya kepada rasululah. Bertanya ini itu langsung kepada kekasihnya. Diam-diam aku iri dengan manusia yang hidup sezaman dengan nabi Muhammad. Tapi sekarang setelah mengenal guru. Aku seperti hidup di zaman rasulullah. Rasululullah yang modern. Guruku memberi rasa yang berbeda pada agama ini. Rasanya enak. Bertuhan itu enak. Mengenal tuhan itu indah. bertuhan menjadi jelas. Berkomunikasi dua arah kepada tuhan itu bisa. Ini baru rasa agama yang 100% Ori. Selain rasanya enak, manfaatnya juga terasa sangat nyata. Terimakasih bapak